Senin, 10 Mei 2010

madumangsa kuli pisang






PENGOLAHAN DAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK MADUMANGSA DARI KULIT PISANG UNTUK MENINGKATKAN PENGHASILAN MASYARAKAT

KOMPETISI KARYA TULIS MAHASISWA (KKTM)

BIDANG IPS

Oleh :

DEVI TRI ANITA (107171402072)



UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2009


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulus dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis dengan judul “Pengolahan Dan Strategi Pemasaran Produk Madumangsa Dari Kulit Pisang Untuk Meningkatkan Penghasilan Masyarakat”.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :

  1. Bapak Margono selaku dosen pembimbing dalam pembuatan karya tulis ini.
  2. Kedua orang tua yang telah banyak membantu baik berupa material maupun spirilual.
  3. Teman-teman dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan pembuatan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat berharap adanya kritik dan saran dari pembaca.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan penulis pada khususnya.

Malang, 10 Januari 2009

Penulis


RINGKASAN KARYA TULIS

Anita, Tri, Devi. 2008. Pengolahan Dan Strategi Pemasaran Produk Madumangsa Dari Kulit Pisang Untuk Meningkatkan Penghasilan Masyarakat. KKTM. Universitas Negeri Malang.

Kata kunci : Kulit pisang, Madumangsa, Laba, Pemasaran, Strategi pemasaran.

Di Indonesia buah pisang tidak hanya dikonsumsi dalam keadaan mentah, tapi buah pisang juga diolah menjadi makanan ringan ataupun makanan yang lainnya. Pada kenyataannya, kulit dari buah pisang tersebut tidak dimanfaatkan lagi, karena selain kulit pisang tidak enak untuk dimakan, masyarakat pada umumnya belum dapat mengolah kulit pisang tersebut agar dapat dikonsumsi, sehingga kulit pisang tersebut hanya dibuang begitu saja.

Dengan memanfaatkan sarana dan sumber daya manusia yang ada, maka kulit pisang yang awalnya hanya menjadi barang buangan, kini dapat diolah menjadi madumangsa. Dengan pengolahan ini, maka kulit pisang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai makanan kecil dengan mengolah kulit pisang tersebut menjadi tape melalui fermentasi terlebih dahulu. Setelah pembuatan tape kulit pisang, selanjutnya tape kulit pisang diolah menjadi madumangsa dengan cara memanaskan tape kulit pisang dengan cairan hasil fermentasi, gula dan minyak goreng. Selanjutnya madumangsa dikemas atau dibungkus dengan plastik transparan.

Dengan memahami produk yang hendak dipasarkan dan memahami profil pasar, maka selanjutnya membuat strategi pemasaran madumangsa tersebut yaitu dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan, kualitas dan ukuran madu mangsa, maka dapat menentukan harga madu mangsa per bungkusnya. Selanjutnya menentukan tempat yang strategis untuk memasarkan madu mangsa tersebut, misalnya di warung-warung terdekat atau di pasar. Untuk menarik konsumen, maka penjual melakukan promosi dengan memasang pamflet pada warung-warung tempat menjualan madu mangsa. Pamflet tersebut berisi tentang rasa, harga dan keunikan produk itu. Dengan melakukan promosi semacam itu, maka pembeli akan merasa tertarik dan penasaran akan produk tersebut.

Pengolahan ini dianggap tidak memakan biaya yang besar karena selain hanya memanfaatkan barang sisa, alat-alat yang diperlukan cukup sederhana. Untuk menghasilkan 150 bungkus madumangsa diperlukan 1 kg kulit pisang, total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 17.650,00. Sehingga harga madumangsa dapat ditetapkan seharga Rp 118,00 per bungkusnya dan dinaikkan menjadi Rp 200,00 per bungkusnya. Untuk pembuatan madumangsa dalam waktu satu bulan, mengasilkan laba sebesar Rp 370.500,00. Sehingga dengan memproduksi madumangsa dari kulit pisang akan dapat meningkatkan meningkatkan penghasilan masyarakat.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perkembangan jaman turut membawa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut kita untuk lebih kritis dan kreatif dalam menuntut ilmu demi kemajuan di masa yang akan datang. Hal itu telah mengantarkan penulis dalam pembuatan karya tulis ini.

Indonesia adalah Negara yang kaya akan aneka macam buah, dan salah satunya adalah buah pisang. Di Indonesia buah pisang tidak hanya dikonsumsi dalam keadaan mentah, tapi buah pisang banyak diolah menjadi makanan ringan ataupun makanan yang lainnya. Namun menurut pengamatan penulis, kulit dari buah pisang tersebut tidak dimanfaatkan lagi, karena selain kulit pisang tidak enak untuk dimakan, masyarakat pada umumnya belum dapat mengolah kulit pisang tersebut agar dapat dikonsumsi. Sehingga kulit pisang hanya dibuang begitu saja.

Dengan melihat kondisi sarana dan sumber daya manusia yang ada dan dengan studi literatur, penulis sebagai mahasiswa tergerak untuk mengolah kulit pisang tersebut dengan mengolahnya menjadi tape dan selanjutnya diolah menjadi madi mangsa. Dengan pengolahan ini, maka kulit pisang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai makanan kecil.

Penulis yakin, jika masyarakat mengetahui pengolahan tape kulit pisang dengan cara ini, maka mereka akan lebih percaya diri untuk mengolah kulit pisang tersebut, yang selanjutnya akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat karena dengan mengolah kulit pisang menjadi madu mangsa, maka kulit pisang menjadi layak untuk dijual. Pengolahan ini dianggap tidak memakan biaya yang besar karena selain hanya memanfaatkan barang sisa, alat-alat yang diperlukanpun cukup sederhana.

Untuk itulah dalam pembuatan karya tulis ini, penulis mengambil judul

“Pengolahan Dan Strategi Pemasaran Produk Madumangsa Dari Kulit Pisang Untuk Meningkatkan Penghasilan Masyarakat”.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan karya tulis ini diantaranya adalah:

1. Bagaimana proses pengolahan madu mangsa dari kulit pisang?

2. Bagaimana strategi pemasaran madu mangsa dari kulit pisang?

3. Bagaimana dampak produksi madu mangsa dari kulit pisang terhadap peningkatan penghasilan masyarakat?

1.3. TUJUAN

Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah :

  1. Untuk mengetahui proses pengolahan madu mangsa dari kulit pisang.
  2. Untuk mengetahui strategi pemasaran madu mangsa dari kulit pisang.
  3. Untuk mengetahui dampak produksi tape dari kulit pisang terhadap peningkatan penghasilan masyarakat.

1.4. MANFAAT

Adapun manfaat dari pembuatan karya tulis ini adalah :

  1. Dengan mengolah kulit pisang menjadi madu mangsa, menjadikan kulit pisang yang awalnya hanya menjadi barang buangan menjadi sesuatu yang mermanfaat.
  2. Dapat mengurangi pemncemaran lingkungan akibat sampah kulit pisang.
  3. Dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
  4. Dapat dijadikan sebagai mata pencaharian tambahan bagi masyarakat.

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. PISANG

Pisang adalah buah yang tumbuh berkelompok di daerah tropis. Ada beberapa jenis pisang yang warnanya berbeda-beda, tetapi hampir semua yang dijual di pasar atau supermarket berwarna kuning ketika sudah matang dan berbentuk melengkung. Pisang banyak mengandung kalium.

Pisang diyakini berasal dari daerah Malesia (Asia Tenggara dan Australia tropika) namun dikenal luas sejak dahulu oleh orang-orang yang tinggal di sekitar Samudra Hindia. Tumbuhan ini menyukai daerah tropis yang lembab, terutama di dataran rendah. Di daerah dengan hujan merata sepanjang tahun, produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Indonesia, Kepulauan Pasifik, dan Brasil terkenal sebagai negara pengekspor pisang. Masyarakat di negara-negara Afrika dan Amerika Latin dikenal sangat tinggi mengonsumsi pisang setiap tahunnya.

Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.

Nilai energi pisang sekitar 136 kalori untuk setiap 100 gram, yang secara keseluruhan berasal dari karbohidrat.

Nilai energi pisang dua kali lipat lebih tinggi daripada apel. Apel dengan berat sama (100 gram) hanya mengandung 54 kalori.

Karbohidrat pisang menyediakan energi sedikit lebih lambat dibandingkan dengan gula pasir dan sirup, tetapi lebih cepat dari nasi, biskuit, dan sejenis roti. Oleh sebab itu, banyak atlet saat jeda atau istirahat mengonsumsi pisang sebagai cadangan energi.

Kandungan energi pisang merupakan energi instan, yang mudah tersedia dalam waktu singkat, sehingga bermanfaat dalam menyediakan kebutuhan kalori sesaat. Karbohidrat pisang merupakan karbohidrat kompleks tingkat sedang dan tersedia secara bertahap, sehingga dapat menyediakan energi dalam waktu tidak terlalu cepat. Karbohidrat pisang merupakan cadangan energi yang sangat baik digunakan dan dapat secara cepat tersedia bagi tubuh.

2.2. KULIT PISANG

Kulit pisang merupakan bagian dari buah pisang yang paling luar. Kulit pisang yang sudah matang biasanya berwarna kuning berbercak hitam. Kulit pisang mudah dikelupas dari daging buah pisang tersebut. Kulit pisang ternyata mengandung banyak sekali kandungan vitamin, diantaranya semua vitamin terkandung di dalamnya kecualu vitamin A juga terdapat fosfor.

2.3. MADU MANGSA

Istilah madumangsa, menurut bahasa jawa diartikan dengan ”Legi sedheng-sedheng, legi merasa”.Madu mangsa merupakan salah satu jenis makanan ringan yang biasanya bahan dasarnya adalah tape ketan. Awalnya ketan diolah menjadi tape dan selanjutnya tape ketan dimanaskan dengan minyak dan air hasil fermentasi tape dengan menambahkan sedikit gula. Cara pembuatan tape adalah dengan fermentasi. Sedangkan fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere yang artinya mendidihkan, yaitu berdasarkan ilmu kimia terbentuknya gas-gas dari suatu cairan kimia yang pengertiannya berbeda dengan air mendidih. Gas yang terbentuk tersebut di antaranya karbondioksida (CO2).

Akhirnya banyak penelitian yang dilakukan para ahli dan melahirkan istilah baru dari fermentasi yaitu reaksi oksidasi-reduksi, di mana zat yang dioksidasi (pemberi elektron) maupun zat yang direduksi (penerima elektron) adalah zat organik dengan melibatkan mikroorganisme (bakteri, kapang dan ragi). Zat organik yang digunakan umumnya glukosa yang dipecah menjadi aldehida, alkohol atau asam.

2.4. PEMASARAN

Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan merupakan seni menjual apa yang diproduk oleh perusahaan, tetapi mengetahui apa yang akan diproduk. Dengan demikian artinya pemasaran adalah suatu seni mengidentifikasi dan memahami kebutuhan/keinginan pelanggan serta menciptakan pemecahan yang mengarah pada pemberian kepuasan kepada pelanggan/konsumen, dan memberikan keuntungan pada produsen. Sesuai konsep yang dikemukakan oleh Kotler : Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manejerial dengan individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai.

Bauran Pemasaran

Istilah bauran pemasaran yaitu memacu pada strategi terpadu uang memadukan produk, harga, promosi dan tempat. Masing-masing unsur dari bauran tersebut memrlukan masukan-masukan dari penelitian terhadap konsumen.

a) Penetapan produk

Bagaimana perusahaan menempatkan posisi produknya sehingga mendapatkan tempat yang cocok untuk mewakili hasrat dan keinginan dari konsumen. Dengan menampilkan produk-produk baru untuk menggantikan produk lama, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba tambahan dengan merangsang dan meningkatkan volume penjualan, serta lebih memperhatikan apa yang lebih disenangi oleh konsumen saat ini.

b) Keputusan penetapan harga

Penetapan harga adalah suatu unsur pokok dalam perumusan strategi pemasaran dan apabila situasi persaingan berubah dengan berbagai tahapan dalam siklus kehidupan produk, maka kebebasan penetapan harga oleh manajemen perusahan relatif juga akan berubah. Para pemasar berusaha mencapai sasaran-sasaran penetapan harga jangka panjang melalui kebijakan-kebijakan harga dan strategi-strategi penetapan harga.

c) Strategi promosi

Sebagian besar strategi-strategi promosi menggunakan berbagai kombinasi, tipe dan jumlah dari berbagai bentuk promosi. Biasanya suatu kombinasi dipakai, karena kebanyakan dari bentuk promosi secara tunggal yang digunakan jarang memperoleh keefektifan dan keefesienan.

d) Tempat

Dalam hal tempat, penjual harus mengatur cara distribusinya sebarannya, dan lokasi menjualnya.

Terjadinya penjualan adalah proses panjang di mana suatu produk awalnya mungkin sama sekali tidak diketahui oleh khalayak umum. Supaya masyarakat umum (konsumen) mengetahui produk tersebut, maka produk tersebut harus diinformasikan kepada masyarakat/konsumen. Setelah konsumen mengetahui produk tersebut maka di dalam benak pikiran konsumen akan mencerna apakah dia memerlukan produk tersebut atau tidak. Kalau dia memang membutuhkan produk tersebut, maka konsumen akan mencari informasi lebih banyak lagi tentang produk tersebut. Dari sekian banyak informasi tersebut biasanya konsumen akan mulai tertarik perhatiannya pada produk yang sesuai dengan apa yang dia inginkan. Disinilah tahap awal dimana promosi berfungsi untuk bisa Menarik Perhatian (Attention) konsumen. Cara-cara berpromosi supaya bisa menarik perhatian ini akan dibahas pada bagian lain.

Setelah konsumen tertarik terhadap suatu produk biasanya dia akan mulai untuk fokus mencari informasi lebih dalam dan spesifik lagi mengenai produk tersebut. Disinilah iklan atau promosi diuji apakah bisa mendorong minat (Interest) bagi para konsumen. Bila informasi detilnya ternyata tidak sesuai dengan asumsi dan pemikiran konsumen maka minat konsumen akan produk tersebut menjadi batal. Tapi kalo yang ditawarkan oleh produk tersebut ternyata sesuai dengan yang ada di benak konsumen bahkan mungkin melebihi ekspektasinya, maka konsumen akan memiliki keinginan (Desire) untuk membeli. Biasanya iklan atau promosi yang bisa menciptakan keinginan konsumen untuk membeli adalah promosi yang bisa menjelaskan bahwa produk yang ditawarkan memiliki mutu, bentuk, disain atau fungsi yang bagus serta harga yang bersaing. Khusus pada produk makanan dan minuman, promosinya harus bisa memberikan gambaran di benak konsumen bahwa produk makanan tersebut sangatlah lezat dan bermanfaat. Untuk produk berupa jasa biasanya yang ditawarkan adalah kemudahan, kenyamanan, keamanan dan kebanggaan.

Setelah konsumen merasa ingin membeli suatu produk, maka iklan harus bisa menginformasikan kepada konsumen bagaimana cara mendapatkannya dan di mana produk itu bisa didapat. Sehingga konsumen akan mengambil tindakan (Action) untuk membeli produk tersebut.

2.5. STRATEGI PEMASARAN

Setiap fungsi mamajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda. Dalam penyusunan konsep strategi pemasaran tidak terlepas dari aktifitas manajemen pemasaran.

Dalam konteks penyusunan strategi, pemasaran memiliki 2 dimensi yaitu dimensi saat ini, dan dimensi yang akan datang.dimensi saat ini berkaitan dengan hubungan yang telah ada antara perusahaan dengan lingkungannya. Sedangkan dimensi yang akan datang mencakup hubungan di masa yang akan datang yang diharapkan terjalin dengan program tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Strategi pemasaran adalah rencana pemasaran untuk menentukan pasar dan konsep bauran pemasaran. E. Jerome McCarthy dan Stanly J. Saphiro mendefinisikan strategi pemasaran adalah pasar sasaran dan bauran pemasaran yang berhubungan.

Dalam hal ini, terdapat 2 bagian yang saling berhubungan :

1. Pasar sasaran : Kelompok konsumen yang relatif sama yang ingin diraih perusahaan.

2. Bauran pemasaran :Variabel-variabel yang terkontrol yang dilaksanakan oleh perusahaan untuk memuaskan kelompok sasaran

2.6. PROMOSI

Promosi itu bisa mempengaruhi pikiran & benak konsumen dengan mengikuti prinsip AIDA, yaitu :

1. Attention (Menarik Perhatian)

2. Interest (meninbulkan/mendorong minat)

3. Desire (Menciptakan Keinginan)

4. Action (mengambil tindakan)

Promosi yaitu menginformasikan kepada konsumen mengenai suatu produk, harga, keunggulan, dan segala informasi yang berhubungan dengannya. Produk apapun yang akan dijual baik itu berupa barang maupun Jasa, akanlah sia-sia bila tak seorangpun mengetahuinya. Meskipun produk berkualitas bagus dan berharga murah namun kalau tak seorangpun yang pernah mengetahui keunggulannya baik melalui brosur, iklan di media masa, atau peragaan di sebuah pameran maka mustahil orang dengan serta merta membeli produk itu.

Promosi diperlukan untuk keperluan dan tujuan lain yaitu :

  1. Untuk meningkatkan penjualan
  2. Untuk mengumumkan suatu produk baru agar dikenal masyarakat
  3. Untuk mengumumkan program penjualan khusus seperti diskon istimewa, bonus tambahan atau undian berhadiah
  4. Meluncurkan tipe baru dari sebuah produk yang sebelumnya sudah ada dengan berbagai perbaikan dan pengembangan.
  5. Sebagai pengingat agar konsumen tetap tahu bahwa produk kita masih bertahan dengan kualitas yang bagus.
  6. Menggapai konsumen-konsumen baru.
  7. Meningkatkan “Brand Image” atau membuat konsumen lebih percaya pada produk kita.
  8. Mengundang keingintahuan konsumen akan produk yang kita jual.

2.7. LABA

Laba merupakan hasil pengurangan antara hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan. Apabila hasil penjualan lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan, maka penjualan tersebut mamiliki laba.

BAB III

METODE PENULISAN

3.1. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara di dalam penelitian guna memperoleh data atau keterangan–keterangan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

3.1.1 Metode observasi

Observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Atau dengan kata lain observasi meruoakan pengamatan lapangan langsung.

Dalam hal ini, penulis melakukan pengamatan langsung secara cermat tentang teknik pembuatan madumangsa dari kulit pisang, yang bertempat di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Namun madumangsa tersebut tidak untuk dipasarkan. Walaupun demikian, namun setidaknya penulis mendapatkan informasi sehubungan dengan cara pembuatan madumangsa tersebut.

3.1.2 Metode interview

Metode ini sering disebut dengan wawancara atau kuisioner lisan untuk mendapatkan suatu informasi.

Sehubungan dengan hal itu, penulis melakukan wawancara langsung dengan Ibu Yani seorang penjual bahan makanan di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Wawancara ini mengenai harga bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat madumangsa dari kulit pisang.

3.1.3 Studi pustaka

Dalam studi pustaka ini, penulis mencari buku referensi yang relevan. Selanjutnya penulis membaca dan mempelajari guna memahami sebagai pedoman dalam pembuatan karya tulis.

3.2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan guna memperoleh data yang diharapkan. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.2.1 Pencatatan

Dalam hal ini, penulis mencatat setiap informasi yang penilis dapatkan baik melalui pengamatan, maupun melalui wawancara.

3.2.3. Analisis

Dalam hal ini, penulis melakukan analisa terhadap apa yang penulis dapatkan melalui pengamatan dan wawancara. Analisa ini guna mendapatkan suatu kesimpulan yang hakiki.

3.2.3. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan ihtisar, kesudahan pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya. Kesimpulan ini membuat gambaran secara umum dari keseluruhan analisis dan relevansinya.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. CARA P ENGOLAHAN MADUMANGSA DARI KULIT PISANG

Sebagai tahap awal dalam pembuatan madu mangsa dari kulit pisang yaitu mengolah kulit pisang menjadi tape. Adapun bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat madumangsa dari kulit pisang adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Tabel Bahan yang diperlukan untuk membuat Madumangsa Dari Kulit Pisang.

NO.

NAMA

BANYAKNYA

HARGA

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Gula

Ragi

Minyak goreng

Minyak tanah

Plastik transparan

Tali pita

3 ons

1 buah

5 sendok makan

1 liter

4 gulung

10 meter

Rp 2500,00

Rp 100,00

Rp 50,00

Rp 4000,00

Rp 4000,00

Rp 5000,00

Jumlah Rp 15.650,00

* Karena kulit pisang pada saat ini belum dijual atau dikomersialkan, dan ketetapan harga kulit pisang per kilogramnya belum dapat diprediksi, maka harga kulit pisang tidak dicantumkan.

4.1.1. Cara Pembuatan Tape Kulit Pisang

Bahan yang diperlukan :

1. Kulit pisang yang sudah matang ( dari sembarang jenis pisang ) 1 kg

2. Air

3. Ragi 1 buah

Alat yang diperlukan :

1. Pisau

2. Blender

3. Botol + tutupnya

4. Kompor

5. Panci

Langkah-langkah pembuatan :

1. Memilih kulit pisang yang sudah matang.

2. Mencuci kulit pisang sampai bersih.

3. Memotong-motong kulit pisang dengan pisau.

4. Menghaluskan kulit pisang dengan menggunakan blender hingga menyerupai bubur.

5. Mencampurkan bubur kulit pisang dengan air secukupnya.

6. Memasukkan bubur kulit pisang ke dalam botol.

7. Memanaskan air dalam panci secukupnya.

8. Memasukkan botol yang berisi bubur kulit pisang ke dalam panci hingga 15 menit.

9. Mengangkat botol dari panci.

10. Membiarkan bubur kulit pisang dalam botol hingga dingin.

11. Memasukkan ragi secukupnya dalam botol dan mengkocoknya agar ragi tercampur dengan bubur kulit pisang.

12. Menutup botol dengan rapat.

13. Membiarkannya selama 4 hari.

14. Setelah hari ke lima, memisahkan bubur kulit pisang dengan cairan hasil fermentasi.

4.1.2. Cara Pembuatan Madu Mangsa Dari Kulit Pisang

Bahan yang diperlukan :

1. Tape kulit pisang 1 kg

2. Minyak goreng (5 sendok makan)

3. Gula pasir (3 ons)

4. Cairan hasil fermentasi tape kulit pisang (4 gelas)

Alat yang diperlukan :

1. Penggorengan

2. Kompor

3. Pengaduk

4. Loyang

Cara membuat madu mangsa dari kulit pisang:

1. Memanaskan 4 gelas cairan hasil fermentasi (1200 ml) yang ditambah 3 ons gula pada penggorengan hingga mendidih.

2. Memasukkan tape kulit pisang dan mengaduknya terus menerus hingga cairan hasil fermentasi hilang atau kering.

3. Menambahkan 5 sendok makan minyak goreng pada tape kulit pisang dan mengaduknya hingga 1 jam.

4. Mendinginkan madumangsa yang sudah jadi pada loyang hingga benar-benar dingin.

4.1.3. Teknik Pengemasan Madu Mangsa Dari Kulit Pisang

Strategi kemasan hendaknya diarahkan untuk terciptanya manfaat tambahan, misalnya menambah ketahanan, perlindungan kualitas dan menambah ketertarikan konsumen pada produk yang dipasarkan.

Bahan yang dibutuhkan :

1. Plastik transparan

2. Tali pita

3. Pembungkus dari mika berukuran sedang

Alat yang dibutuhkan:

1. Gunting

Cara mengemas madu mangsa dari kulit pisang

1. Mengambil madu mangsa dari kulit pisang yang sudah didinginkan sebanyak satu sendok makan.

2. Membentuk madu mangsa menjadi bulatan.

3. Membungkus madu mangsa dengan plastic transparan.

4.Mengikat plastik dengan tali pita, begitu seterusnya hingga habis.

4.1.4. Total Waktu Yang Dibutuhkan Dalam Satu Kali Pembuatan

Waktu pembuatan tape kulit pisang :

· Memasukkan botol yang berisi bubur kulit pisang ke dalam panci = 15 menit.

· Menutup botol dengan rapat, dan membiarkannya = 4 hari

Total waktu yang diperlukan= 4 hari 15 menit=96 jam 15 menit

Waktu Pembuatan Madumangsa :

· Mendidihkan 4 gelas cairan hasil fermentasi ditambah 3 ons gula pasir = 30 menit

· Memasukkan tape kulit pisang dan mengaduknya terus menerus hingga cairan hasil fermentasi hilang atau kering = 30 menit

· Menambahkan 5 sendok makan minyak goreng pada tape kulit pisang dan mengaduknya = 1 jam

Pendinginan madumangsa yang sudah jadi pada loyang hingga benar-benar dingin = 5 jam

Waktu pengemasan = 2 jam

Total waktu yang diperlukan =9 jam

Total keseluruhan waktu yang diperlukan untuk 1 kali pembuatan madumangsa adalah 96+9 jam+15 menit = 105 jam 15 menit.

4.2. SRATEGI PEMASARAN

Dengan memahami produk yang hendak dipasarkan dan memahami profil pasar, maka selanjutnya membuat strategi pemasaran madu mangsa tersebut yaitu dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan madu mangsa, maka dapat menentukan harga madu mangsa per bungkusnya. Selanjutnya menentukan tempat yang strategis untuk memasarankan madu mangsa tersebut. Untuk menarik konsumen, maka penjual melakukan promosi agar pembeli akan merasa tertarik dan penasaran akan produk ini.

4.2.1. Biaya Pembuatan

Jumlah biaya yang dibutuhkan untuk membuat madu mangsa dari 1 kg kulit pisang adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Tabel Analisis Biaya Pembuatan Madumangsa Dari Kulit Pisang.

NO.

NAMA

BANYAKNYA

HARGA

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Gula

Ragi

Minyak goreng

Minyak tanah

Plastik transparan

Tali pita

Tenaga

3 ons

1 buah

5 sendok makan

1 liter

4 gulung

10 meter

4 jam

Rp 2500,00

Rp 100,00

Rp 50,00

Rp 4000,00

Rp 4000,00

Rp 5000,00

Rp 2000,00

Jumlah Rp 17.650,00

4.2.2. Ketetapan Harga

Pembuatan madu mangsa dari 1 kg kulit pisang menghasilkan 150 bungkus madu mangsa. Dengan memperhitungkan jumlah anggaran yang dikeluarkan dalam pembuatan madu mangsa, maka dapat ditetapkan harg tiap bungkus madu mangsa sebagai berikut :

Jumlah biaya pembuatan = Rp 17.650,00

Jumlah madu mangsa yang dihasilkan = 150 buah

Ketetapan harga per bungkus = Biaya pembuatan

Jumlah madu mangsa

= Rp 17.650,00/150

= 117,66= Rp 118,00

Berdasarkan perbandingan antara biaya pembuatan dengan jumlah madu mangsa yang dihasilkan, maka dapat diperoleh harga bersih madu mangsa per bungkusnya adalah Rp 118,00. Dengan harga yang cukup rendah ini, penjual dapat menaikkan harga madu mangsa menjadi Rp 200,00 per bungkusnya.

4.2.3. Lokasi Pemasaran

Untuk memilih lokasi pemasaran yang tepat untuk memasarkan madumangsa, maka harus mempertimabangkan tingkat kestrategisan lokasi pemasaran. Strategis disini dapat diartikan sebagai tempat yang baik untuk memasarkan produk, sehingga dapat menghasilkan keuntungan maksimal. Lokasi pemasaran yang strategis misalnya warung yang berada di tepi jalan, atau warung-warung yang berada di pasar. Dengan demikian, memungkinkan warung-warung tersebut dekat dengan keramaian konsumen. Mengingat bahwa produk yang dipasarkan merupakan produk baru yang sama sekali belum dikenal masyarakat, maka lokasi-lokasi tersebut dianggap sangat tepat.

4.2.4. Promosi

Promosi disini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan penjualan

2. Mengumumkan suatu produk baru agar dikenal masyarakat

3. Menggapai konsumen-konsumen baru.

4. Meningkatkan “Brand Image” atau membuat konsumen lebih percaya pada produk kita.

5. Mengundang keingintahuan konsumen akan produk yang di jual.

Dengan demikian dalam mempromosikan suatu produk madumangsa ini harus berlandaskan pada tujuan-tujuan tersebut. Promosi dapat dilakukan langsung di lokasi penjualan, maupun dengan menyebaran selebaran. Promosi yang dilakukan di lokasi penjualan misalnya dengan cara memasang selebaran mengenai produk yang di promosikan. Selebaran tersebut harus dibuat dengan warna semenarik mungkin. Promosi tersebut meliputi nama, harga, rasa, keunikan, dan tempat pemesanan produk yang dipromosikan. Dengan mencantumkannya dalam selebaran tersebut, maka konsumen akan merasa tertarik dan menumbuhkan rasa ingin tau yang besar tentang produk yang dijual.

4.3. DAMPAK PRODUKSI MADUMANGSA DARI KULIT PISANG TERHADAP PENINGKATAN PENGHASILAN MASYARAKAT

Berdasarkan menghitung perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk membuat produk madumangsa dari kulit pisang, maka dapat ditetapkan harga madumangsa per bungkusnya. Yaitu, untuk menghasilkan 150 bungkus madumangsa diperlukan 1 kg kulit pisang dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 17.650,00. Sehingga harga madumangsa dapat ditetapkan seharga Rp 118,00 per bungkusnya dan dinaikkan menjadi Rp Rp 200,00 per bungkusnya. Sehingga laba yang dihasilkan dalam memproduksi madumangsa adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Tabel Analisis Laba Produksi Madumangsa Dari Kulit Pisang.

Hasil penjualan

Rp 200,00 x 150 bungkus

= Rp 30.000,00

Biaya pembuatan


Rp 17.650,00

Laba dalam satu kali pembuatan

Rp 30.000,00 - Rp17.650,00

= Rp 12.350,00

Laba dalam 1 bulan

Rp 12.350,00 x 30 hari

= Rp 370.500,00

Dalam memproduksi madumangsa dari kulit pisang, maka dalam waktu satu bulan dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 370.500,00. Keuntungan yang dihasilkan sebesar ini dalam jangka waktu satu bulan dianggap cukup besar sebagai penghasilan sampingan. Sehingga dengan memproduksi madumangsa dari kulit pisang akan dapat meningkatkan penghasilan masyarakat dan dapat dijadikan sebagai usaha home industry yang baik dan menguntungkan.

BAB V

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Sebagai tahap awal dalam pembuatan madu mangsa dari kulit pisang yaitu mengolah kulit pisang menjadi tape. Pembuatan tape ini yaitu melalui fermentasi. Setelah pembuatan tape kulit pisang, selanjutnya tape kulit pisang diolah menjadi madumangsa dengan cara memanaskan tape kulit pisang dengan cairan hasil fermentasi, gula dan minyak goreng. Selanjutnya madumangsa dikemas atau dibungkus dengan plastik transparan.

Strategi pemasaran yaitu dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan madu mangsa, maka dapat menentukan harga madu mangsa per bungkusnya. Selanjutnya menentukan tempat yang strategis untuk memasarankan madu mangsa tersebut. Untuk menarik konsumen, maka penjual melakukan promosi agar pembeli akan merasa tertarik dan penasaran akan prodik ini.

Untuk menghasilkan 150 bungkus madumangsa diperlukan 1 kg kulit pisang dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 17.650,00. Sehingga harga madumangsa dapat ditetapkan seharga Rp 118,00 per bungkusnya dan dinaikkan menjadi Rp 200,00 per bungkusnya. Untuk pembuatan madumangsa dalam waktu satu bulan, mengasilkan laba sebesar Rp 370.500,00. Sehingga dengan memproduksi madumangsa dari kulit pisang akan dapat meningkatkan penghasilan masyarakat.

4.2. REKOMENDASI

Dalam hal ini, penulis dapat memberikan saran diantaranya adalah :

  1. Kulit pisang yang digunakan adalah kulit pisang yang sudah masak.
  2. Dalam memasarkan suatu produk baru hendaknya mempertimbangkan laba yang didapatkan.
  3. Pengelolaan home industry pada era sekarang ini perlu dikembangkan lebih lanjut dan hendaknya mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Philip Kotler. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Millennium. Jakarta : Prenhalindo.

Philip Kotler. 1994. Manajemen Pemasaran Edisi 6. Jakarta : Erlangga.

Purba, Michael. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Laksono, Kisyani. 1991. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya : FPBS IKIP Surabaya.

Anonimuos. 2008. Pemasaran. Http:// www. vibinews.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2008.

Anonimuos. 2007. Pisang. Http:// www. wiki pedia.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2008.

Anonimuos. 2007. Bauran Pemasaran. Http:// www. pikiran rakyat.com. Diakses tanggal 21 Oktober 2008.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

NAMA : DEVI TRI ANITA

TEMPAT TANGGAL LAHIR : PACITAN, 8 APRIL 1988

ALAMAT ASAL : PACITAN

JABATAN : MAHASISWI UNIVERSITAS NEGERI MALANG, FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN, JURUSAN PPKn

NIM : 107171402072

ALAMAT DI MALANG : Jln. JOMBANG,Gg 1 A

NOMOR TLP/HP : 081335117930

HOBI : MENDENGARKAN MUSIK DAN MENULIS ILMIAH

KARYA-KARYA ILMIAH YANG PERNAH DIBUAT

JUDUL

TINGKAT

  1. Pemanfaatan Limbah Karbit Sebagai Penetralisir Keasaman Tanah

SMA

  1. Pemanfaatan Sifat Antioksidan Pada Gondorukem Sebagai Pengawet Minyak Kelapa Hasil Olahan Tradisional

SMA

  1. Pengolahan Telur Itik Dengan Metode Injeksi

SMA

PENGHARGAAN ILMIAH YANG PERNAH DIRAIH

Juara 3 lomba karya ilmiah remaja SMA tingkat kabupaten tahun 2006

PENGALAMAN ORGANISASI

  1. Sekretaris 1 OSIS tingkat SMP
  2. Sekretaris 1 OSIS tingkat SMA
  3. Sekretaris 1 MPK tingkat SMA
  4. Sekretaris 1 PRAMUKA tingkat SMP
  5. Anggota karya ilmiah remaja tingkat SMA
  6. Ekstra musik SMA
  7. Seksi Bakat dan Minat HMJ PPKn UM.
  8. Anggota LSO MP3 FIP UM

MOTTO HIDUP

HEMPAS SETIAP TERJAL YANG ADA DI DEPANMU, TETAPLAH BERTAHAN DENGAN SEGENAP KETEGUHAN “.

Malang, 10 Januari 2009

DEVI TRI ANITA